Menanggapi Cerpen Teman Lain - Cerita pendek merupakan karya prosa yang digemari remaja. Karena bisa ditulis berdasarkan pengalaman mereka sehari- hari . Selain itu, sekarang banyak media massa baik surat kabar harian maupun majalah yang menyediakan kolom khusus untuk cerpen ataupun puisi. Kepedulian media massa ini memacu semangat para siswa atau mahasiswa untuk menulis. Bahkan tidak jarang kumpulan tulisan itu dibukukan.
Harus diakui, dengan adanya kompetensi dasar menulis cerpen pada kurikulum SMA, merangsang para siswa untuk gemar menulis, Tentunya ini tidak lepas dari peran serta bapak ibu guru di sekolah masing-masing. Kepedulian mereka untuk kreativitas siswa benar-benar dinantikan.
Selain bisa membuat cerpen sendiri, sebenarnya sesama pembaca awam, atau para siswa di sekolah dapat saling mengoreksi tulisan itu. Bertukar karya lalu teman lain diminta menanggapi karya tersebut. Menanggapi berarti mengoreksi karya itu. Materi koreksi bisa tentang unsur- unsur pembentuk karya prosa meliputi, unsur intrinsik dan ektriksiknya . Dapat juga tentang unsure kebahasaan atau logika cerita. Sebab, meskipun cerpenmerupakan karya sastra fiksi, kausalitas dalam cerita harus terjaga baik.
Contoh;
Di malam yang masih perawan itu mereka berbincang membahas tebang siang tadi atau membicarakan tebang yang akan dilaksanakan esok hari.
Bu Warno menyajikan gelas teh panas dan singkong rebus.
“Pak Warno kemana, Bu?”Tanya Slamet seraya mengambil sepotong singkong.
“Tadi pamit ke sumur. Sebentar lagi tentu pulang. Ada yang sangat penting?”
“Tidak. ”
“Kalau begitu tunggu saja. ”
Slamet tidak bertanya lagi. Ia tahu jika ke sumur lepas magrib pasti bapak-bapak masih antre mandi. Sebab, siang dan sore giliran anak-anak dan ibu-ibu, kecuali Pak Warno pergi ke belik sungai. Namun itu agak jauh. Lagi pula jalannya naik-turun, licin lagi! Meskipun terang bulan, orang tidak suka ke belik malam-malam. Mudah-mudahan Pak Warno segera pulang, batin Slamet. Ternyata benar, laki-laki setengah baya itu datang beberapa saat kemudian.
(Naiuki, Asa Di Padang Lalang)
Jika dibahas arau dikoreksi, unsure- unsur -pembentuk cerita yang ada dalam kutipan cerita di atas adalah;
- latar waktu; malam lepas mahgrip
- latar masyarakat ; masyarakat desa
- latar tempat; di rumah Bu Warno
- tema ; membicarakan tebang siang tadi atau esok
- majas ; personifikasi – Di malam yang masih perawan.(awal malam)
- sudut pandang; bentuk dia
- alur ; alur maju
- penokohan; Bu Warno- wataknya baik
Untuk unsur yang lain belum tampak, karena masih berupa penggalan, bukan bentuk utuh. Misalnya tokoh antagonis atau lainnya. Itulah bentuk tanggapan atas cerpen lain. Dalam penggalan itu beum tampak seluruh unsur pembangun cerita.
Harus diakui, dengan adanya kompetensi dasar menulis cerpen pada kurikulum SMA, merangsang para siswa untuk gemar menulis, Tentunya ini tidak lepas dari peran serta bapak ibu guru di sekolah masing-masing. Kepedulian mereka untuk kreativitas siswa benar-benar dinantikan.
Selain bisa membuat cerpen sendiri, sebenarnya sesama pembaca awam, atau para siswa di sekolah dapat saling mengoreksi tulisan itu. Bertukar karya lalu teman lain diminta menanggapi karya tersebut. Menanggapi berarti mengoreksi karya itu. Materi koreksi bisa tentang unsur- unsur pembentuk karya prosa meliputi, unsur intrinsik dan ektriksiknya . Dapat juga tentang unsure kebahasaan atau logika cerita. Sebab, meskipun cerpenmerupakan karya sastra fiksi, kausalitas dalam cerita harus terjaga baik.
Contoh;
Di malam yang masih perawan itu mereka berbincang membahas tebang siang tadi atau membicarakan tebang yang akan dilaksanakan esok hari.
Bu Warno menyajikan gelas teh panas dan singkong rebus.
“Pak Warno kemana, Bu?”Tanya Slamet seraya mengambil sepotong singkong.
“Tadi pamit ke sumur. Sebentar lagi tentu pulang. Ada yang sangat penting?”
“Tidak. ”
“Kalau begitu tunggu saja. ”
Slamet tidak bertanya lagi. Ia tahu jika ke sumur lepas magrib pasti bapak-bapak masih antre mandi. Sebab, siang dan sore giliran anak-anak dan ibu-ibu, kecuali Pak Warno pergi ke belik sungai. Namun itu agak jauh. Lagi pula jalannya naik-turun, licin lagi! Meskipun terang bulan, orang tidak suka ke belik malam-malam. Mudah-mudahan Pak Warno segera pulang, batin Slamet. Ternyata benar, laki-laki setengah baya itu datang beberapa saat kemudian.
(Naiuki, Asa Di Padang Lalang)
Jika dibahas arau dikoreksi, unsure- unsur -pembentuk cerita yang ada dalam kutipan cerita di atas adalah;
- latar waktu; malam lepas mahgrip
- latar masyarakat ; masyarakat desa
- latar tempat; di rumah Bu Warno
- tema ; membicarakan tebang siang tadi atau esok
- majas ; personifikasi – Di malam yang masih perawan.(awal malam)
- sudut pandang; bentuk dia
- alur ; alur maju
- penokohan; Bu Warno- wataknya baik
Untuk unsur yang lain belum tampak, karena masih berupa penggalan, bukan bentuk utuh. Misalnya tokoh antagonis atau lainnya. Itulah bentuk tanggapan atas cerpen lain. Dalam penggalan itu beum tampak seluruh unsur pembangun cerita.
0 comments:
Post a Comment